HSR Wheel Mobil listrik terkenal sebagai kendaraan yang bebas polusi dan bisa mengurangi efek rumah kaca. Namun, hal itu masih menjadi pro kontra. Ada beberapa golongan yang menganggap bahwa dengan hadirnya mobil listrik bisa mengurangi gas CO2.
Namun, ada juga yang berasumsi bahwa mobil listrik dinilai masih lebih polutif dibandingkan mobil konvensional karena ekstraksi dan pemprosesan mineral dalam baterai mobil listrik dan produksi sel daya yang dihasilkan.
Lantas seberapa banyak energi yang dibutuhkan untuk membuat baterai mobil listrik dibandingkan dengan membuat mobil konvensional? Apakah mobil listrik ramah lingkungan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, HSR Wheel akan menguraikannya berdasarkan beberapa sumber yang terpercaya. Jadi, simak uraian di bawah ini sampai selesai ya!
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Mobil Listrik di Tahun 2020
Apakah Mobil Listrik Ramah Lingkungan?
Hampir sebagian besar pecinta otomotif bertanya apakah kendaraan listrik ramah lingkungan? Jawabannya iya, meski baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik masih menggunakan bahan bakar fosil. Menurut studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Energy Initiative menjelaskan bahwa pembuatan baterai mobil listrik sebetulnya menghasilkan emisi yang lebih tinggi dibanding dengan pembuatan mobil konvesional.
Akan tetapi, emisi yang lebih tinggi tersebut selaras dengan efisiensi energi mobil listrik yang lebih unggul dari waktu ke waktu. Hal ini sesuai data dari Kementerian ESDM, mobil listrik hanya mengeluarkan emisi CO2 sebesar 0.5 gram/km. Sedangkan emisi CO2 dari mobil berbahan bakar bensin mengeluarkan emisi CO2 mencapai 125 gram/km.
Selain itu, mobil listrik hanya menyumbang 11-13 persen polusi udara dibanding dengan polusi yang dikeluarkan oleh mobil konvensional. Dengan demikian, total emisi per kilometer yang dihasilkan oleh kendaraan listrik lebih rendah dibanding dengan mobil yang masih menggunakan mesin pembakaran internal.
