HSR Wheel Perbedaan Bensin dan Solar – Banyak yang sudah mengetahui bahwa bahan bakar yang biasa dijual memiliki dua jenis yang berbeda, yaitu bensin dan juga solar. Kedua bahan bakar tersebut tak bisa digunakan oleh sembarang kendaraan, karena memang setiap bahan bakar tersebut memiliki karakteristiknya tersendiri. Lalu, apa perbedaan bensin dan solar tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya bisa kamu simak di bawah ini :
Karakteristik Bahan Bakar
Bensin
- Gampang menguap di suhu yang normal.
- Tak berwarna, berbau, dan juga transparan.
- Titik nyala rendah (hanya -15 hingga -10 derajat celcius)
- Mampu melarutkan oli dan karet.
- Sedikit menghasilkan emisi ketika dibakar.
Solar
- Tak mudah menguap disuhu yang normal.
- Tak berbau dan berwarna kuning.
- Memiliki kandungan sulfur yang tinggi.
- Mampu terbakar secara spontan di suhu 300 derajat celcius, sehingga tak memerlukan lagi pemicu seperti busi.
Perbedaan Bensin dan Solar
Titik Penguapan
Bensin sendiri akan menguap ketika suhu 40 derajat celcius, sedangkan solar akan menguap ketika suhu 149 derajat celcius. Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap proses destilasi ketika memperoleh kedua bahan bakar tersebut.
Kandungan Bahan Bakar
Mengacu standar nasional, ukuran 159 liter minyak mentah bisa menjadi 72 liter bensin murni. Namun, agar bisa digunakan pada sebuah kendaraan, minyak mentah perlu diolah terlebih dahulu dengan campuran beberapa bahan.
Untuk bensin sendiri akan ditambahkan bahan seperti alkil fenol untuk mencegah kerak muncul. Lalu ada juga asam karbosilat yang berfungsi sebagai zar anti-korosi dan tak membuat logam menjadi berkarat. Amina dan amida sebagai pembersih kerak, dan juga ada pewarna.
Lalu untuk solar sendiri memiliki kandungan bahan 75% hydrocarbon jenus seperti paraffin dan juga cycloparafin, serta 25% sisanya adalah aromatic, biogas, dan HC.
Jumlah Energi Bahan Bakar
Bensin sendiri mengandung energi sekitar 33,7 MJ, sedangkan untuk solar memiliki kandungan 36,9 MJ energi.
Kandungan CO2
Perbedaan bensin dan solar yang lain ada pada kandungan CO2 yang dihasilkan oleh keduanya. Bensin sendiri mengeluarkan kandungan CO2 yang cukup rendah dan hanya 2,3 kg / liter. Namun untuk solar sendiri mengeluarkan CO2 lebih banyak yaitu 2,65 kg per liter nya.
Titik Nyala
Untuk bensin memiliki titik nyala yang cukup rendah, namun bisa diperbesar dengan nilai RON. Semakin besar nilai kandungan oktan, maka self ignition bensin pun akan semakin tinggi. Sedangkan solar sendiri tak memiliki nilai oktan, namun memiliki nilai cetane. Mirip seperti oktan, nilai cetana juga dapat menghasilkan self ignition pada tekanan kompresi tertentu.
